Kelahiran Anak Daud dan Maknanya
Kelahiran Anak Daud dan Maknanya
Sebagai saksi kebangkitan Yesus, para rasul mewartakan bahwa guru mereka yang disalibkan dan wafat itu telah bangkit mulia. Pada hari Pentakosta Petrus menegaskan, “Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus” (Kis 2:36). Selanjutnya kepada Kornelius, calon baptisan pertama dari kalangan non Yahudi, Petrus mewartakan pula apa yang telah dilakukan Yesus dari Nazareth semasa hidupnya, “bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia” (Kis 10:38). Pewartaan tentang kebangkitan Yesus dan mukjizat-mukjizat-Nya meyakinkan pendengar bahwa Dia adalah Kristus, Sang Mesias yang diutus oleh Allah (bdk. Luk 7:18).
Itulah pewartaan dasar dalam Gereja awali, seperti terekam dalam Injil Markus yang menampilkan Yesus sebagai Kristus dan Anak Allah (1:1)[1]. Pewartaan tentang masa kanak-kanak Yesus dalam Gereja perdana sangatlah terbatas, kendati Bunda Maria dan saudara-saudara Yesus ikut bergabung dalam jemaat di Yerusalem (Kis 1:14). Dalam surat-surat Paulus pun kita hanya menjumpai pernyataan bahwa Yesus Kristus itu “lahir dari seorang perempuan” (Gal 4:4). Bisa jadi alasannya karena yang terutama adalah mewartakan sengsara, wafat, dan kebangkitan Kristus. Begitu pula ketika Apolos berdebat dengan orang Yahudi di Akhaya dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias agaknya juga tidak menyinggung soal masa kanak-kanak Yesus (Kis 18:28). Minimnya data-data tentang masa kanak-kanak Yesus dalam pewartaan Gereja awali karena yang terpenting adalah sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus dan apa yang telah Dia ajarkan dan lakukan semasa tampil di hadapan umum.
Garis Keturunan Daud
Dalam perjalanan waktu Gereja juga harus membuktikan bahwa Yesus itu sungguh Mesias seperti yang diyakini orang Yahudi. Di luar komunitas Qumran yang menantikan datangnya dua Mesias (), orang Yahudi menantikan kedatangan Mesias keturunan Daud (2 Sam 7:12-14) dan yang akan lahir di Betlehem, kampung dimana Daud dulu pernah tinggal (Mi 5:1; 1 Sam 16). Dua hal ini ditegaskan dalam kisah kanak-kanak Yesus dalam Injil Matius dan Injil Lukas. Yesus mempunyai garis keturunan Daud karena ibu-Nya bertunangan dengan Yusuf, dari keluarga Daud (Luk 1:27, 2:4, Mat 1:20). Dalam silsilah Yesus dalam Mat dan Luk, kendati keduanya tidak persis sama, ditunjukkan bahwa Yesus adalah anak Maria, yang bersuamikan Yusuf, keturunan Daud. Dengan Yusuf memberi nama pada Yesus (Mat 1:21.25),[2] berarti Yusuf mengakui Yesus sebagai anaknya yang sah sehingga Yesus memiliki garis keturunan Daud.[3]
Kembali mengenai silsilah Yesus yang tidak persis sama, baik urutan maupun detailnya,[4] di balik detail silsilah itu sebenarnya ada pesan penting yang hendak disampaikan. Dengan memasukkan nama-nama wanita yang berlatarbelakang kurang baik ataupun dari negeri asing[5] dalam silsilah Yesus agaknya Matius mau menyatakan bahwa Yesus yang diutus untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka (Mat 1:21, 26:28) juga diutus menyelamatkan orang berdosa maupun orang non Yahudi.[6] Sementara Lukas mengungkapkan hal yang senada dengan menegaskan bahwa Yesus bukan saja anak Daud, anak Yakub, dan anak Abraham, melainkan juga anak Adam (Luk 3:38). Maka semua keturunan Adam juga akan diselamatkan oleh Yesus.[7]
Lahir di Betlehem
Matius dan Lukas sama-sama mengisahkan bahwa Yesus dikandung dari Roh Kudus (Mat 1:18.20, Luk 1:35) oleh perawan Maria (Luk 1:27, bdk. Mat 1:25) dan dilahirkan di kota Daud, Betlehem (Mat 2:1, Luk 2:11). Pernyataan “dikandung dari Roh Kudus” menggarisbawahi asal ilahi Yesus dan tiadanya campur tangan laki-laki, sehingga dalam silsilah tidak dikatakan bahwa “Yusuf memperanakkan Yesus”, tetapi “Yakub memperanakkan Yusuf, suami Maria yang melahirkan Yesus” (Mat 1:16). Pernyataan bahwa yang mengandung dan melahirkan Yesus adalah seorang perawan (parthenos) merupakan pemenuhan nubuat Yes 7:14 menurut teks Yunani (LXX).[8] Kesediaan Maria menerima tawaran menjadi ibu Penebus (Luk 1:34) memungkinkan sang Juru Selamat lahir (Luk 2:11). Yesus Kristus inilah keturunan perempuan yang sanggup meremukkan kepala Ular-Iblis seperti dinubuatkan dalam Kej 3:15.
Kristus yang telah dilahirkan di kota Daud itu memang kemudian lebih dikenal sebagai “Yesus orang Nazaret” karena Dia dibesarkan di Nazaret, wilayah Galilea. Bisa dimengerti bila dalam Injil keempat Natanael sempat meragukan Yesus dengan berkata, “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” (Yoh 1:46). Natanael berkata demikian karena baik dia maupun Filipus hanya tahu bahwa Yesus berasal dari Nazaret dan tidak tahu lebih detail dimana dulu Yesus dilahirkan.
Namun, bila kita bandingkan kisah masa kanak-kanak dalam Mat dan Luk, terdapat beberapa detail perbedaan. Dimana Yusuf dan Maria sebelumnya tinggal? Dalam Luk dikisahkan mereka tinggal di Nazaret dan kemudian pergi ke Betlehem karena Yusuf dan istrinya harus mengikuti sensus penduduk. Saat di Betlehem itulah Yesus dilahirkan. Sementara dalam Mat, kisah penampakan malaikat dalam mimpi kepada Yusuf, mengandaikan bahwa Yusuf sebelumnya sudah tinggal di Betlehem, karena durasi waktu antara dia mendapat mimpi dari malaikat, lalu mengambil Maria menjadi istrinya, dan kelahiran Yesus tidak mengandaikan adanya suatu perjalanan (Mat 1:24-25). Dinyatakan juga bahwa para majus menjumpai Kanak-kanak (paidion) itu dan Ibu-Nya di sebuah rumah (oikia) di Betlehem (Mat 2:11). Sementara setelah kembali dari pengungsian di Mesir, keluarga kudus terpaksa berpindah ke Nazaret di Galilea, tidak pulang ke Yudea karena takut akan Arkhelaus yang menggantikan Herodes Agung, ayahnya, menjadi penguasa Yudea. Jadi, dalam Mat keluarga kudus berangkat ke Nazaret karena alasan politis (menghindari penguasa Yudea yang kejam), sementara dalam Luk mereka pulang ke Nazaret setelah mengikuti suatu keputusan politis dari penguasa Romawi.[9] Dalam Mat, dengan rasa takut mereka menyingkir (anakhōreō) ke Mesir (Mat 2:14) dan kini menyingkir (anakhōreō) lagi ke Galilea (Mat 2:14) dan kemudian tinggal (katoikeō) di Nazaret (Mat 2:23). Sementara dalam Luk dikisahkan bahwa dalam suasana tenang mereka kembali (epistrepsō) “ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea” (Luk 2:39).
Tahun Kelahiran Yesus
Lukas menyebut bahwa Yesus lahir pada saat pendaftaran penduduk sewaktu Kirenius menjadi walinegeri di Siria (Luk 2:1-2).[10] Namun, persoalannya, wali negeri Siria yang bernama lengkap P. Sulpicius Quirinius ini mengadakan sensus penduduk di Yudea (bukan Galilea) pada tahun 6-7 M karena Arkhelaus, anak dan pengganti Herodes Agung, telah dicopot dari jabatannya dan Yudea langsung dibawah pemerintahan Roma. Jadi, di sini terdapat kekurangtepatan Lukas dalam memberikan data sejarah. Hal yang serupa bisa kita jumpai dalam Kis 5:36 dimana Gamaliel yang berbicara dalam mahkamah agama pada sekitar tahun 30 M menyebut pemberontakan oleh si Teudas, sebelum Yudas dari Gamala. Padahal, si Teudas baru tampil saat Fadus menjadi prokurator Yudea (44-46 M), lebih dari sepuluh tahun setelah pernyataan Gamaliel sendiri. Dengan demikian kita menjumpai beberapa kekurangtepatan Lukas dalam menyebutkan data sejarah.
Sensus penduduk dalam Lukas hendak memberikan penjelasan kenapa Yesus dilahirkan di Betlehem dan orangtuanya berada di sana.[11] Sementara penyebutan konteks sejarah kelahiran Yesus pada masa kekaisaran Agustus, agaknya juga mau mengingatkan bahwa Kaisar Agustus yang pernah disanjung sebagai pembawa damai karena berhasil mengakhiri perang sipil dalam kekaisaran Romawi (29 M) bukanlah pembawa damai sejati, melainkan Yesus Kristus yang baru lahir inilah sang pembawa damai sejati seperti tersirat dalam nyanyian para malaikat (Luk 2:14).
Lukas dan Matius sama-sama sepakat menyebut nama Herodes Agung dalam konteks kelahiran Yesus, yakni dalam warta malaikat kepada Zakharia (Luk 1:5) dan kunjungan para majus kepada kanak-kanak Yesus (Mat 2:5). Kelahiran Yesus kemungkinan terjadi lima belas bulan setelah warta malaikat kepada Zakharia, karena jarak usia Yohanes Pemandi dan Yesus sekitar enam bulan (lih. Luk 1:26.36). Yesus dilahirkan sebelum Herodes Agung wafat (4 SM). Bila diandaikan jarak kelahiran Yesus sampai wafat Herodes maksimal dua tahun (bdk. Mat 2:16), maka Yesus dilahirkan pada tahun 6-4 SM.
Apakah Yesus lahir di kandang?
Apakah kanak-kanak Yesus lahir di kandang pada sebuah gua seperti diilustrasikan dalam kandang Natal? Tradisi Yesus lahir di sebuah gua sejak tersebar pada abad II oleh Yustinus.[12] Dalam Luk 2:7 memang disebutkan bahwa tidak ada tempat bagi mereka dikataluma. Kata kataluma tidak harus diterjemahkan dengan tempat penginapan karena Luk 10:34 menyebut tempat penginapan dengan pandokheion. Kata kataluma juga disebut dalam Luk 22:11 yang artinya ruang yang disediakan untuk tamu.
Kanak-kanak Yesus dibaringkan di palungan, tempat makanan untuk ternak, bisa jadi karena ruang tamu sudah penuh maka Yosef sekeluarga mendapat tempat khusus untuk ternak para musafir.[13] Tetapi sejauhmana keterkaitannya dengan gua, teks tidak menyebutkan. Bahkan dalam Mat 2:11 disebutkan bahwa keluarga kudus mempunyai sebuah rumah (oikia) di Betlehem.
Ketika membaca kata “palungan”(Luk 2:7.12.16), sebenarnya kita diingatkan akan Yes 1:3 “Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat-Ku tidak memahaminya.” Jadi, hendak dinyatakan bahwa sejak awal kelahirannya Mesias tidak dikenali oleh umat-Nya, bahkan kelak akan menjadi bahan perbantahan seperti dinubuatkan oleh Simeon (Luk 2:34-35). Penyebutan “lembu, keledai” yang lebih mengenal tuannya daripada orang Israel terhadap Tuhan-Nya inilah yang kiranya menginspirasi tradisi kandang Natal. Kandang Natal dilengkapi dengan para majus yang membawa tiga macam persembahan (emas, kemenyan, dan mur (Mat 2:11), bukan tiga orang, dan bisa jadi mereka mengendarai unta seperti dinubuatkan dalam Yes 60:5-6 bahwa kekayaan bangsa-bangsa akan mengalir dan dipersembahkan kepada Sang Cahaya yang terbit atas Israel.
Lukas menyebut bahwa Kanak-Kanak Yesus dibungkus dalam lampin, apakah hal ini menggambarkan kemiskinan keluarga muda ini yang juga akan tersirat dalam jenis binatang korban pentahiran bagi Maria (Luk 2:24, lih. Im 12:8)? Kebiasaan membedung atau membungkus bayi dengan lampin dimaksudkan agar kakinya lurus. Hal ini berlaku untuk semua bayi, tidak terkecuali bayi seorang raja “Dengan kesayangan aku dibesarkan di dalam bedung. Sebab tidak ada seorang raja pun mempunyai permulaan hidup yang lain.” (Keb 7:4-5).
Disambut oleh Banyak Orang
Menarik bila kita menyimak orang-orang yang menyambut kelahiran Yesus, Sang Anak Daud. Dalam Mat, sungguh kontras sikap dua belah pihak terhadap Yesus. Para majus berusaha mencari Yesus dengan petunjuk bintang. Sementara Herodes dan seluruh Yerusalem terkejut mendengar kelahiran raja orang Yahudi yang baru, kendati mereka diyakinkan oleh nubuat kitab suci. Para majus hendak datang untuk menyembah-Nya (2:2), sementara Herodes juga hendak datang dan menyembah-Nya (2:8), namun dengan maksud untuk membunuh-Nya (bdk. 2:13). Para majus dengan tulus mencari untuk menyembah-Nya (2:2), Herodes mencari-Nya agar bisa membunuh-Nya (2:13).
Dalam Luk, dinyatakan bahwa Sang Anak Daud yang masih dalam kandungan bunda-Nya sudah disambut oleh Elisabet dan bayi yang dikandungnya, “Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?” (Luk 1:42). Bila penduduk Betlehem tidak mengenal kedatangan Tuhan-Nya, justru para gembala yang bergegas menjumpai “bayi yang terbungkus dalam lampin dan terbaring di dalam palungan” (Luk 2:16), seturut warta malaikat (Luk 2:12). Sebab bayi inilah yang akan menjadi Gembala Sejati. Dialah sang Juruselamat (Luk 2:11), bukannya Kaisar Agustus yang di Halikarnasus pernah dielu-elukan sebagai “penyelamat seluruh dunia”.[14] Bila lansia Zakharia dan Elisabeth bersyukur kepada Tuhan saat menyambut Yohanes Pemandi, maka lansia Simeon mewartakan bahwa Dialah “Terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa lain” (Luk 2:32) dan lansia Hanna berbicara “tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem” (Luk 1:38).
Dalam bimbingan Keluarga yang Taat
Yusuf dan Maria tampil sebagai pribadi yang mentaati kehendak Tuhan, berani mengurbankan kebebasan dan kepentingan pribadi masing-masing untuk bekerjasama dalam rencana keselamatan Tuhan. Dalam Mat, Yusuf mentaati semua petunjuk Tuhan melalui mimpi, baik untuk tidak ragu mengambil Maria sebagai istrinya, mengungsikan keluarganya ke Mesir, dan akhirnya kembali menyingkir ke Nazaret demi keselamatan keluarganya. Yusuf menjadi teladan para suami yang berani berkorban dan bertanggungjawab demi kesejahteraan keluarganya.
Dalam Luk, kita jumpai bagaimana Yusuf dan Maria mentaati perintah Tuhan yang terungkap dalam Taurat, dengan menyunatkan Yesus ketika berumur delapan hari (2:21, Im 12:3) dan membawa korban pentahiran bagi Maria dan mempersembahkan Yesus di Bait Allah (2:22-24; Im 12:6-8). Keterbatasan ekonomi tidak menjadi alasan untuk mengabaikan perintah Tuhan.
F.X. Didik Bagiyowinadi Pr
Staf Pengajar STFT Widya Sasana Malang
Referensi:
Brown, R. E. The Birth of the Messiah. New York, NY: Doubleday, 1993.
Brugen, J. Kristus di Bumi. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001.
Cosby, M. Potraits of Jesus. An Inductive Approach to the Gospels. Louisville, K: Westminster John Knox Press, 1999.
Deiss, L. Joseph, Mary, Jesus. Collegeville, MI: The Liturgical Press, 1996.
Leks, Stefan. Tafsir injil Lukas. Yogyakarta: Kanisius, 2003.
Meier, J.P. A Marginal Jew. Vol I : The Roots of the Problem and the Person. New York, NY: Double Day, 1991.
Stanislaus, Surip. Rahasia di Balik Kisah Natal. Jilid 2. Yogyakarta: Kanisius, 2007.
Witherington III, Ben. What have They Done with Jesus? New York, NY: HarperSanFrancisco, 2006.
Telah Terbit PELANGI KASIH edisi Januari-Juni 2014,
sebuah seri bacaan Injil dan renungan harian anak Kristiani yang diterbitkan Komisi Kerasulan KS Keuskupan Malang sejak Januari 2011. Sebuah sarana sederhana untuk mendekatkan KS kepada anak-anak SD Indonesia, setiap hari membaca Kitab Suci dan menyimak kisah kasih….Sebuah tradisi baik yang perlu diciptakan sejak dini.
Karena kenaikan biaya produksi, maka harga Pelangi Kasih mulai edisi Januari 2014 ini menjadi Rp. 30.000,-/set (Jan-Jun 2014), atau Rp. 6.000,-/eksemplar, belum termasuk ongkos kirim yang ditanggung oleh pemesan.
Edisi online bisa diakses di: pelangikasihanak.blogspot.com
Bila Anda tertarik untuk memesannya untuk anak-cucu, murid, dan kenalan Anda, cukup dengan mengirim SMS ke Redaksi Pelangi Kasih di: 081233901967 dengan menyebutkan jumlah pesanan (set (6 bulan) dan alamat pengirimannya.
Persediaan terbatas.
Berkah Dalem,
Rm. Didik Bagiyowinadi Pr
[1] Masing-masing pernyataan itu berpuncak pada pengakuan Simon Petrus bahwa Yesus adalah Mesias (Mrk 8:29) dan pengakuan kepala pasukan yang menyalibkan Yesus bahwa Dia adalah Anak Allah (Mrk 15:39).
[2] Dalam Luk 1:31 Maria yang diperintahkan malaikat untuk memberi nama pada anaknya, namun tidak ada keterangan eksplisit bahwa Maria yang kemudian menamai Yesus sebagaimana dalam Mat 1:25. Di sini tugas memberi nama agaknya dikaitkan dengan si penerima pesan ilahi, misalnya Zakharia (Luk 1:13), Maria (Luk 1:31), dan Yusuf (Mat 1:21).
[3] Bdk. Brown, The Birth of the Messiah,(New York, NY: Double Day, 1993), hlm. 132.
[4] Lih. Ibid., hlm. 84-85.
[5] Tamar mengenakan dandanan pelacur untuk menjebak mertuanya (Kej 38). Rahab adalah pelacur kota Yerikho yang menyembunyikan para pengintai yang hendak masuk tanah terjanji (Yos 2; 6:25). Kedua wanita ini adalah wanita Kanaan yang kemudian menjadi Yahudi (proselit). Rahab di sini sebenarnya berasal dari zaman Yosua, sementara dalam Mat 1:5 dia disebut sebagai ibu dari Boas. Ada perbedaan waktu sekitar dua ratus tahun. Sementara Rut memang wanita Moab yang diperistri orang Yahudi dan kemudian memeluk iman Yahudi (Rut 1:16), namun dia tidak berperilaku negatif. Sementara Batsyeba, istri Uria, yang berzinah dengan raja Daud, suaminya adalah orang Hittit. Sebagai ibu suri, dia sangat berperan dalam penentuan suksesi bagi Salomo, anaknya (1 Raj 1).
[6] Warta keselamatan universal dalam Mat juga tampak dalam kedatangan para majus kepada kanak-kanak Yesus (Mat 2:1-11) dan amanat menjadikan semua bangsa murid Kristus (Mat 28:18-20).
[7] Warta keselamatan universal dalam Luk antara lain ditunjukkan dalam nyanyian para malaikat (Luk 2:14), kidung Simeon (Luk 2:32) dan sikap positif Yesus terhadap orang-orang Samaria (Luk 9:51-56, Luk 17:11-19).
[8] Teks Ibrani PL menggunakan kata almah, yang berarti perempuan muda, yakni perempuan yang berusia muda, entah belum ataupun sudah menikah. Dalam pewartaannya (terlebih di antara bangsa-bangsa non Yahudi) Gereja perdana lebih menggunakan PL dalam bahasa Yunani (bahasa internasional waktu itu) daripada PL bahasa Ibrani.
[9] Memang ada pelbagai usaha untuk mengharmonisasi kedua kisah tersebut, dimana peristiwa kunjungan para majus dan pengungsian ke Mesir di tempatkan setelah kanak-kanak Yesus dipersembahkan di Bait Allah. Namun, sekembali dari Mesir keluarga kudus tidak berpikir untuk kembali ke rumah Nazaret di Galilea (Luk), tetapi ke Yudea (Mat). Di sini tampak kedua penginjil menggunakan sumber khas masing-masing (M, L) dan tidak saling mengetahui. Di sini Lukas mengurutkan kisah lebih berdasarkan alasan logis daripada kronologis, untuk menjelaskan bagaimana Yesus yang disebut orang Nazaret itu ternyata lahir di Betlehem.
[10] Ben Witherington III, What Have They Done With Jesus? (New York, NY: HarperSan Fransisco, 2006) hlm. 101 menterjemahkan Luk 2:2 dengan: “Pendaftaran ini terjadi pertama kali, [sebelum] Quirinius menjadi gubernur di Siria.” Keberatannya, belum ada sensus penduduk di Palestina sebelum sensus penduduk Yudea pada masa Quirinius menjabat wali negeri Siria. Lih. Brown, Op.Cit., 552.
[11] Brown, Op.Cit., 554-555.
[12] Lih. Stefan Leks. Tafsir injil Lukas. (Yogyakarta: Kanisius, 2003) hlm. 72
[13] Ibid.
[14] Surip Stanislaus, Rahasia di Balik Natal. Jilid 2. (Yogyakarta: Kanisisius, 2007), hlm. 60.
Salam & Doa
Alexander Yusup
Alexander Yusup