22

22 Januari

Santo Vinsensius Palloti, Pengaku Iman

Vinsensius lahir pada tanggal 21 April 1795. Meskipun kesehatannya sering terganggu dan banyak kesempatan tersedia baginya untuk menjadi orang penting dalam masyarakat, namun imamat menjadi satu-satunya cita-cita dan pilihan hidupnya.
Pada zamannya, ada kebiasaan umum, orang (umat) mengikuti sekelompok imam untuk berkarya di Roma secara sukarela. Vinsensius menjalani hidupnya dengan cara ini untuk beberapa lama. Setelah beberapa tahun ia bekerja dengan cara ini, Vinsensius menerima perjanjian kerja di Gereja Neapolitan di Roma. Pada tahun 1835, ia mendirikan Serikat Kerasulan Katolik, sebuah organisasi untuk kaum awam dan imam-imam, yang diabdikan pada tugas penyebaran iman dan peningkatan penghayatan nilai keadilan sosial. Serikat ini merupakan perintis gerekan Aksi Katolik.
Sebagai pemimpin Serikat Kerasulan Gereja Katolik, Vinsensius mengabdikan dirinya pada karya di rumah-rumah sakit, melayani para serdadu, dan mengelola pusat-pusat kesehatan dan rumah-rumah para jompo. Ia juga berusaha menciptakan kondisi-kondisi kerja yang baik bagi para buruh, dengan mendirikan perkumpulan- perkumpulan kaum buruh.
Vinsensius juga banyak membantu dalam aksi pengumpulan bantuan bagi para misionaris, seperti pakaian misa, buku-buku dan uang. Ia mengorganisir kelompok-kelompok penerbit Katolik untuk mengirimkan buku-buku kepada para misionaris.
Disamping menjadi Bapa Pengakuan Pribadi bagi Sri Paus, Vinsensius juga dikenal baik oleh para kardinal, imam dan kaum awam sebagai seorang pembimbing rohani yang masyur. Tugas pokoknya adalah memberikan bimbingan mingguan kepada para pelajar di dua seminari di Roma.
Seratus tahun setelah kematiannya pada tanggal 22 Januari 1850, Vinsensius digelari Beato oleh Sri Paus Pius XII. Kemudian oleh Sri Paus Yohanes XXIII, ia ditetapkan sebagai santo pada tahun 1963.

Santo Anastasius, Martir

Anastasius berasal dari negeri Parsi. Semenjak mudanya ia menjalani hidup sebagai prajurit dalam dinas militer raja Parsi. Raja Parsi inilah yang merebut Yerusalem pada tahun 614, dan merampas Salib Suci dan membawanya ke negeri Parsi.
Dengan niat yang Suci, Anastasius menyelidiki Salib Suci Yesus itu. Ia bertanya kepada siapa saja tentang siapa yang pernah bergantung di salib itu. Dalam hatinya ia bertanya, Mengapa raja membawa salib itu ke negerinya? Salib ini tentunya punya nilai yang luhur dan mulia, sehingga raja berjuang untuk memperolehnya Dari orang yang ditanyainya, Anastasius memperoleh berita bahwa Salib itu adalah Salib Yesus Kristus, seorang pemuda dari Nazareth yang disiksa dan dibunuh oleh orang-orang Yahudi karena Dia menyebut diri-Nya sebagai Anak Allah yang Mahatinggi. Pemuda itulah yang disembah orang-orang Kristen sebagai Tuhannya.
Mendengar berita itu, Anastasius segera menarik diri dari ketentaraannya Raja Parsi, lalu meninggalkan tanah airnya dan pergi ke Syria. Baginya, Salib itu memiliki suatu kebenaran. Di kota Hierapolis, Anastasius tertegun kagum akan gambar-gambar kudus para martir yang terbunuh karena imannya akan Yesus Kristus itu. Gambar-gambar itu membangkitkan dalam dirinya suatu keyakinan dan iman yang kokoh akan kebenaran agama Kristen. Ia lalu menyerahkan dirinya untuk dibaptis menjadi Kristen dan menjadi seorang pertapa. Ia menyesalkan kehidupan masa lampaunya dan berusaha menjadi seperti Kristus, Tuhannya.
Ketika ia berziarah ke tempat-tempat suci yang pernah dikunjungi Yesus semasa hidupnya, ia ditangkap oleh orang-orang Parsi. Ia dituduh menjadi penyebar Injil Yesus Kristus, dan mencela kebohongan agama orang Parsi. Ia dibawa ke Persia. Di kota Betsalun, ia disiksa dan kemudian di bunuh bersama-sama dengan 68 orang Kristen lainnya. Peristiwa ini terjadi pada tahun 628.

22 Februari

Pesta Tahkta Suci Santo Petrus

Menurut cerita lisan yang beredar di kalangan gereja, Santo Petrus yang diberi kuasa oleh Yesus untuk memimpin Gereja mendirikan dua buah tahkta keuskupan. Yang pertama didirikan di Antiokhia, di tengah  tengah kaum Yahudi dan orang  orang kafir pada tahun 35. Disana Petrus memimpin jemaatnya selama tujuh tahun. Setelah dua kali mengunjungi Roma, maka pada tahun 65 ia menetap disana sebagai Uskup pertama.
Maksud pesta Tahkta suci Santo Petrus adalah untuk menghormati Petrus sebagai Wakil Kristus dan gembala tertinggi gereja yang mempunyai kuasa rohani atas segenap anggota gereja dan semua gereja setempat. Kuasa Petrus ini yang lazim disebut Primat Petrus – diberikan langsung oleh Yesus sebelum kenaikan Nya ke surga (Yoh21:15-19).

Santa Margaretha dari Cortona, Pengaku Iman

Margaretha tergolong gadis yang malang hidupnya terlebih-lebih setelah ibunya meninggal. Gaya hidupnya sembrono tanpa kendali. Nasehat  nasehat saleh dari ibunya tidak lagi dituruti. Demikian pula kewajiban  kewajiban agama. Gejolak remajanya tidak sanggup dikendalikannya. Ia bergaul dan bersenang  senang dengan pemuda  pemuda tanggung yang buruk akhlaknya. Pada usia 16 tahun, ia mengikuti seorang pemuda bangsawan ke Montepulsiano. Di sana ia hidup bersama pemuda itu sebagai selir.
Pada suatu hari ia mengikuti anjing kesayangan tuannya, yang menunjukkan tanda  tanda aneh tentang suatu kejadian. Sampai di suatu tempat, anjing itu behenti sambil menyalak nyalak. Ternyata disitu tergeletaklah pemuda bangsawan itu sambil berlumuran darah dan tak bernyawa lagi. Pemuda itu dibunuh oleh orang yang tak diketahui. Karena peristiwa ini, Margaretha diusir keluar dari istana bersama dengan anaknya. Ia pergi ke rumah ibu tirinya tetapi disana ia tidak diterima. Setelah luntang  lantung beberapa hari, ia lalu pergi ke biara suster  suster Santo Fransiskus untuk meminta perlindungan. Di biara itu ia diterima.
Di biara inilah, Margaretha mulai menyadari kebejatan hidupnya. Ia bertobat dan berniat untuk meninggalkan perbuatan  perbuatannya yang bejat itu. Pada suatu hari minggu ia pergi ke kampung halamannya, Laviano, untuk berdoa di Gereja dan mengakui dosa  dosanya.
Setelah mengalami banyak percobaan batin yang berat, akhirnya ia diterima sebagai anggota ordo ketiga Santo Fransiskus. Keanggotaannya di dalam ordo ini sungguh suatu anugerah Tuhan baginya. Ia mulai menata hidupnya secara baru dalam doa dan karya  karya amal. Akhirnya ia sendiri mendirikan sebuah rumah sakit untuk orang  orang miskin. Anaknya sendiri menjadi seorang imam dalam Ordo Santo Fransiskus. Margaretha meninggal dunia pada tahun 1297 di Cortona.

22 Maret

Santo Zakarias, Paus
Paus berkebangsaan Yunani ini adalah orang terakhir dari deretan Paus yang berasal dari Timur. Ia menggantikan Paus Gregorius III (731- 741). Masa kePausannya dimulai pada tanggal 10 Desember 741 sampai hari kematiannya 22 Maret 752.
Selama masa kepemimpinannya, Paus Zakarias terlibat dalam banyak masalah menyangkut hubungan Gereja dengan Negara. Ia berhasil membujuk Liutprand, Raja Lombardia untuk membangun kembali kota- kota. Ketika Aistulf, Raja Lambordia lainnya menyerang Italia dan Roma, Paus Zakarias bersama seluruh umat di Roma berhasil mematahkan serangan itu.

Selain itu, Paus Zakarias sibuk dengan masalah penghancuran gambar- gambar Kudus yang dilanjutkan oleh Kaisar Konstantin V, putra Kaisar Leo III. Ia tidak berhasil mempengaruhi Kaisar untuk kembali kepada ajaran Gereja Katolik mengenai gambar- gambar Kudus.

Paus Zakarias dikenal sebagai seorang Paus yang sangat murah hati, saleh dan sayang pada umat. Ia berhasil memperbaiki gereja- gereja di seluruh kota Roma, membantu orang- orang miskin dan sakit. Ia selalu mengusahakan perdamaian, mendukung usaha- usaha pewartaan Injil dan berjuang melawan perdagangan budak belian. Ia meninggal pada tanggal 22 Maret 752.

Santa Lea, Janda dan Pengaku Iman

Lea dikenal sebagai murid dari Santo Hieronimus. Ia memimpin sebuah perkumpulan wanita- wanita yang mengabdikan dirinya pada karya- karya amal cinta kasih di kota Roma. Ia meninggal pada tahun 384.

22 April

Santo Soter dan Kayus, Paus dan Martir

Sri Paus Soter (166-175) wafat selaku saksi iman pada tahun 175. Ia hanya memimpin gereja selama 9 tahun. Dalam masa kepemimpinannya, ia mengeluarkan banyak peraturan, yang antara lain mengajak orang-orang Kristen menyambut Sakramen MahaKudus pada hari Kamis Putih.
Dari Santo Bapa Kayus (283-296), kita mengenal berbagai peraturan yang telah menjadi kebiasaan Gereja Purba. Tentang para calon imam, ia menerapkan peraturan untuk menerima keempat tabhisan rendah sebelum mereka ditabhiskan menjadi imam. Keempat tabhisan rendah itu ialah: penjaga pintu, lektor (pembaca), exorsis (pengusir setan) atau akolit, kemudian tabhisan subdiakon dan diakon, lalu menjadi imam dan akhirnya Uskup. Santo Kayus wafat sebagai saksi iman pada tahun 296.

Santo Teodoros, Pengaku Iman

Teodoros dikenal sebagai anak yang tidak sah. Ibu dan kakak perempuannya mengelola warung dan tempat pelacuran. Bocah Teodor dititipkan pada neneknya, yang kemudian dikristenkannya. Menginjak usia dewasa, ia masuk biara dan kemudian dipilih menjadi Uskup Agung Atanisianopolis, Turki. Sesudah 10 tahun memangku jabatan itu, ia kembali menjadi biarawan biasa. Teodor dianugerahi Tuhan kemampuan menyembuhkan berbagai penyakit. Ia meninggal dunia pada tahun 613.

Santo Yosef Moscati, Pengaku Iman

Yosef lahir pada tahun 1880. Ia kemudian menjadi dokter yang berhasil menyelamatkan banyak penderita sakit jiwa dari bahaya letusan gunung api di Vesuvio, Italia. Ia kemudian menjadi seorang ahli riset dan mahaguru kedokteran di Universitas Napoli sambil tetap membantu orang-orang miskin dan terlantar dengan cuma-cuma. Oleh karena itu ia mempunyai pengaruh besar di kalangan umat sebagai rasul awam yang terpelajar dan rendah hati. Yosef meninggal dunia pada tahun 1927.

22 Mei

Santa Rita dari Cascia, Biarawati

Rita lahir di Roccaporena, Italia pada tahun 1381.Beliau adalah seorang biarawati ordo Agustinus. Ia diangkat sebagai pelindung orang-orang yang mengalami masalah-masalah yang berat dan penasehat orang putus asa.
Menurut cerita, keinginannya untuk menjadi biarawati ordo itu sudah bersemi dalam hatinya semenjak kecil. Tetapi karena hormat dan ketaatan kepada orangtuanya, ia menikah dengan seorang pemuda yang disenangi orangtuanya. Tetapi setelah menjalani hidup perkawinan selama 18 tahun, ia pun memutuskan untuk masuk biara. Hal ini ditempuhnya setelah suaminya mati dibunuh orang.

Permohonannya menjadi biarawati Ordo Santo Agustinus tidak cepat dikabulkan oleh pemimpin ordo, mengingat statusnya sebagai orang yang sudah menikah. Melalui suatu proses pertimbangan yang sangat lama, akhirnya aturan-aturan biara yang sangat keras itu diperlonggar. Dan Rita diterima sebagai seorang anggota dalam ordo ini. Kehidupan sebagai seorang biarawati dijalaninya dengan sepenuh hati. Ia benar-benar menghayati kehidupan biara dengan sungguh-sungguh: taat, disiplin diri dan ramah terhadap semua orang. Ia merawat semua biarawati rekannya yang jatuh sakit dan berdoa bagi semua orang Kristen yang telah lama meninggalkan Gereja. Cara hidup ini dipertahankannya hingga kematiannya pada tanggal 22 Mei 1457 di biara Cascia.

Santa Rosa(na), Abbas

Rosa lahir pada tahun 1226. Ketika berusia 15 tahun, ia dikawinkan dengan seorang pemuda yang bejat moralnya dan jahat. Setelah suaminya yang sakit keras itu sembuh berkat usaha dan doa Rosa, maka ia diijinkan untuk menjalani hidup bertapa. Rosa dipilih menjadi Abbas sebuah biara suster. Ia meninggal pada tahun 1310.

Santa Yoakima de Vedruna, Pengaku Iman

Yoakima de Vedruna lahir pada tahun 1783. Ia seorang ibu rumah tangga dengan beberapa orang anak. Setelah suaminya meninggal dunia dan anak-anaknya dewasa, ia menggunakan seluruh waktunya untuk melakukan kegiatan-kegiatan amal. Doa dan pertobatan menjadi dasar batiniah yang kokoh baginya dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan itu. Akhirnya, ia pun mendirikan sebuah Kongregasi Suster yang mengabdikan diri pada pemeliharaan gadis-gadis miskin dan orang-orang sakit yang terlantar. Yoakima de Vedruna meninggal dunia pada tahun 1853.

Santa Renate, Pengaku Iman

Renate lahir pada tahun 1544. Ratu Bavaria ini mendidik sendiri 10 orang anaknya supaya hidup sederhana dan jujur. Ia mempunyai perhatian yang besar kepada para pengemis dan orang-orang miskin. Kepada mereka, Renate membagi-bagikan makanan dan dengan tangannya sendiri ia menjahit pakaian untuk orang-orang malang itu dan untuk keperluan ibadat Gereja. Ia juga mendirikan sebuah rumah sakit dan bersama suaminya hidup seperti di dalam biara. Cara hidup mereka ini terus dijalankan dengan setia meskipun banyak orang yang mencemooh mereka. Renate meninggal dunia pada tahun 1602.

Beato Yohanes Baptista Makado, Leo Tanaka dkk, Martir

Beato Yohanes Baptista Makado lahir di kepulauan Azores, dari sebuah keluarga bangsawan. Pemuda kesatria itu bercita-cita menjadi rasul Kristus, jika mungkin di Jepang. Ia memang tahu akan rawannya tanah misi Jepang, namun rupanya ia ingin menjadi saksi iman disana.

Pada waktu itu (abad ke-16) karya misi di Jepang ditangani antara lain oleh imam-imam Yesuit. Oleh karena itu Makado masuk ordo Yesuit. Setelah ditabhiskan menjadi imam ia diutus pergi ke negeri Sakura ini. Makado ternyata seorang imam sekaligus rasul yang rajin. Mula-mula ia bekerja di Fuxima dan Nagasaki. Sewaktu berada di pulau Goto, ia ditangkap dan dibawa ke Omura bersama beberapa kawannya. Disanalah mereka dipenggal kepalanya pada tanggal 22 Mei 1617 karena imannya kepada Kristus dan semua perjuangannya untuk menyebarkan Injil Kristus.
Diantara imam-imam itu ada Leo Tanaka, seorang imam agama yang sangat giat membantu imam-imam dalam mengajar agama kepada umat. Oleh seorang pengawal yang mengenal baik dia, ia diberi kesempatan untuk melarikan diri. Tetapi setelah merenungkan hal itu secara mendalam, ia memutuskan untuk tidak lari agar tidak menimbulkan skandal kepada umat sebagai pengkhianat iman. Sewaktu teman-temannya dibunuh, ia dibawa kesana untuk menyaksikan penderitaan yang ditimpakan kepada mereka. Ia merasa sedih karena hukuman mati yang sama belum juga dijatuhkan padanya ketika itu juga. Ia terus menanti mahkota martir itu dengan doa. Akhirnya sepuluh hari kemudian ia juga memperoleh mahkota saksi iman yang dirindukannya itu d suatu pulau dekat Omura. Disana ia dipenggal kepalanya dan menemui ajalnya sebagai martir Kristus.

22 Juni

Santo Paulinus dari Nola, Uskup dan Pengaku Iman

Paulinus lahir dari sebuah keluarga bangsawan Romawi di Bordeaux, Prancis, pada tahaun 353. Di antara kaum keluarganya yang berasal dari Spanyol, banyak yang berpangkat Senator, Prefek dan Konsul. Bakat satera yang dimilikinya serta pendidikan yang diperolehnya merupakan bekal dasar yang menguntungkan masa depannya. Ia menjadi seorang ahli pidato serta penyair masyur yang dikagumi oleh Santo Hieronimus dan Agustinus.
Meksipun masih sangat muda, ia diangkat menjadi senator di Roma, segera setelah ia menamatkan pendidikannya di sekolah tinggi. tak lamak kemudian, ia diangkat sebagai konsul di Nola menggantikan ayahnya. Di kota inilah untuk pertama kalinya menyaksikan perayaan Pesta Santo Feliks, martir. Dilihatnya ribuan orang berduyun-duyun ke kota untuk mengunjungi makam Santo Feliks. Paulinus terharu melihat orang-orang itu yang dengan tekun merenungkan keteladanan Santo Feliks.
Dalam perjalanannya ke Prancis dan Spanyol untuk mengurus miliknya, ia dipermandikan di Bordeaux, kota kelahirannya, oleh Uskup Delphinus. Semenjak permandiannya ini, Tuhan mulai mencobainya. Kesengsaraan dan kesusahan turun silih berganti menimpanya. Tuhan menghendaki agar Paulinus melepaskan diri dari segala kemewahan duniawi dan sebaliknya erat bersatu dengan-Nya. Ketika Paulinus berada di Spanyol, anaknya yang tunggal meninggal dunia. Hal ini sangat memberatkan dan menyedihkan hatinya, tetapi dengan penuh kepercayaan dan ketabahan dihadapinya. Sekarang mengertilah dia akan kehendak Allah. Ia meminta nasehat kepada Hieronimus tentang segala pengalamannya yang pahit.
Kepadanya Hieronimus mengatakan: “Putuskanlah hubungan dunia dan pelajarilah Kitab Suci!” Maka Paulinus dan isterinya mengambil keputusan untuk hidup murni dan menbagi-bagikan harta miliknya kepada para miskin. Corak hidup baru dijalaninya dengan sangat bijaksana, penuh bakti kepada Tuhan dan sesama.
Pada tahun 394, Paulinus di tabhiskan menjadi Imam di Barcelona dan kemudian ia kembali ke Nola. Bersama dengan beberapa rekannya, Paulinus menjalani kehidupan sebagai biarawan. Ia bekerja mengolah tanah, berdoa dan menulis. Dari harta kekayaannya yang masih sisa, ia mendirikan sebuah gereja yang indah untuk menghormati Santo Feliks. Pada tahun 409, Paulinus diangkat menjadi Uskup Nola. Dengan bijaksana dan penuh cinta kasih ia membimbing umatnya. Ia berani membela umatnya dari segala rongrongan.
Ketika Italia diserang oleh bangsa-bangsa Eropa Timur, Paulinus mendermakan segala hartanya untuk menebus umatnya yang ditangkap dan diperbudak. Setelah semua hartanya habis, Paulinus sendiri menyerahkan dirinya untuk dipenjarakan sebagai pengganti seorang umatnya. Tetapi tak lama kemudian ia sendiri dibebaskan. Setelah lama mengabdikan dirinya kepada Tuhan dan sesamanya, Paulinus meninggal pada tahun 431.

Santo Thomas Moore, Martir

Thomas Moore adalah martir Inggris, negarawan dan pengacara terkenal. Ia menjadi lambang kebanggaan para pengacara. Ia lahir di London pada tanggal 6 Februari 1478. Ayahnya Sir John Moore adalah seorang pengacara dan hakim pada mahkamah Kerajaan. Ibunya Agnes Granger adalah seorang ibu yang saleh. Ketika memasuki usia remaja. Thomas memulai pendidikannya di Sekolah Santo Antonius di London. Kira-kira pada tahun 1490, ia menjadi pelayan Kardinal John Morton, Uskup Agung Carterbury. Disana ia mendapat pelajaran bahasa Yunani di bawah bimbingan William Grocyn. Setelah itu ia memasuki pendidikan dalam bidang hukum di London. Setelah menyelesaikan studi hukum itu, ia menjadi anggota Parlemen pada tahun 1504.
Minatnya pada sastra klasik sangat besar. Oleh karena itu ia belajar lagi karya-karya sastra klasik dari Aristoteles dalam bahasa Yunani. Selain mahir dalam bahasa Yunani, Thomas pun mahir berbahasa Latin dan Prancis, serta ahli di bidang sejarah, ilmu pasti dan musik. Keahlian-keahlian ini membuat dia menjadi seorang pengacara yang populer tetapi juga orang yang ragu-ragu akan panggilan imamat yang sudah lama bergolak di dalam batinnya.
Atas nasehat Pastor John Colet, pembimbing rohaninya, Thomas akhirnya mengambil keputusan untuk tetap menjadi awan Katolik yang berkecimpung dalam bidang politik. Ia kemudian menikah dengan Jane Colt pada tahun 1505. Tuhan mengaruniakan kepadanya tiga orang puteri dan seorang putra. Sepeninggal istrinya Jane Colt pada tahun 1511, Thomas menikah lagi dengan Alice Maddleton seorang janda.
Thomas benar-benar seorang awam Katolik yang beriman. Hidupnya sangat sederhana. Ia tidak pernah menerima uang semir untuk semua perkara yang ditanganinya. Ia bahkan berhasil memberantas korupsi dan kemalasan dalam kantor Pengadilan Kerajaan. Sampai akhir hidupnya, ia tetap setia menjalankan tapa, doa dan renungan setiap hari. Seluruh anggota keluarganya setiap pagi diajaknya berdoa pagi dan malam. Pada waktu makan siang, mereka mendengarkan bacaan Kitab Suci atau riwayat orang-orang Kudus. Dia sendiri setiap hari Jumat merenungkan sengsara Tuhan serta berbuat amal kepada orang-orang yang berkesusahan.
Keahliannya di bidang hukum dan sastra membuat dia dikenal banyak orang hingga di luar negeri. Rumahnya ramai dikunjungi orang dan menjadi tempat pertemuan para ilmuwan dan seniman dari berbagai negara. Rakyat jelata sangat menyegani dan menghormatinya. Oleh karena itu, demi keberhasilan usahanya untuk memisahkan gereja Inggris dari pengaruh Roma, Raja Henry VIII mengangkat dia menjadi Kanselir Kerajaan. Demi menunjukkan kepatuhan kepada raja, Thomas menerima tugas ini. Tetapi tiga tahun kemudian ia mengundurkan diri sebagai protes terhadap tindakan Raja Henry VIII yang ingin kawin lagi secara tidak sah dan ingin mengangkat dirinya sebagai kepala Gereja di Inggris. Ia mengasingkan diri ke pedalaman. Karena tidak menghadiri perkawinan raja dengan selirnya maka Thomas ditangkap. Namun beberapa hari berikutnya ia dibebaskan lagi. Ia dipanggil untuk mengucapkan sumpah setia kepada raja dan semua tindakannya, terutama sumpah untuk mengakui raja sebagai Kepala Gereja di Inggris. Ia bersama Uskup John Fischer menolak untuk bersumpah.
Bersama Uskup John Fischer, Thomas dipenjarakan lagi. Harta milik keluaganya disita. Keluarganya sangat menderita karena peristiwa itu. Mereka meminta Thomas agar mengikuti saja kehendak raja seperti dilakukan banyak Uskup. Tetapi Thomas menolak permintaan keluarganya itu dan tidak mau ikut bermain sandiwara. Ia dengan setia mengikuti bisikan suara hati dan keyakinannya.
Atas pertanyaan hakim: “Apakah engkau menganggap dirimu lebih bijaksana dan jujur daripada uskup-uskup dan pembesar-pembesar kerajaan ini?”, Thomas dengan tegas menjawab: “Meski uskup-uskup tidak sependapat dengan aku, ada ratusan orang kudus yang mendukung aku; meski parlemenmu tidak sependapat dengan aku, aku didukung oleh konsili-konsili umum yang telah berkali-kali diadakan; meski seluruh kerajaan tidak sependapat dengan aku, seluruh kerajaan Kristen sependapat dengan aku.”
Karena ketegasan dan pendiriannya itu, kepalanya dipenggal pada tanggal 6 Juli 1535. Ia mati sebagai seorang martir, seorang awam Katolik yang beriman kokoh.

Santo Yohanes Fischer, Uskup dan Martir

Yohanes Fischer adalah sahabat karib Thomas Moore dan Erasmus. Ia lahir di Barverley, Yorkshire pada tahun 1469 sebagai putera bungsu Robert dan Agnes Fischer.
Pada usia 14 tahun ia disekolahkan di Cambridge sampai memperoleh gelar Bakaleureat pada tahun 1487 dan gelar Master pada tahun 1491. Pada tahun itu juga a ditabhiskan menjadi imam dalam usia 22 tahun. Kariernya terus meningkat dalam berbagai jabatan penting yang dipercayakan kepadanya: wakil kanselir, pembimbing rohani lady Margareth Beaufort, ibu dari Raja Henry VIII dan usaha-usaha dalam bidang pendidikan. Ia berhasil membujuk Lady Margareth untuk mendukung usaha raja Henry dalam memajukan pendidikan. Ia mendirikan ‘Kolose Kristus’ dan dengan bantuan dana dari Lady Margareth ia mendirikan ‘Kolose Santo Yohanes’ di Cambridge. Masih banyak lagi usaha lain yang ia kerjakan demi pelayanannya kepada umat.
Pada usia 35 tahun, ia diangkat menjadi Uskup Bochester. Ia dikenal luas sebagai pengkhotbah ulung dan sebagai seorang uskup yang rajin dan bijaksana dalam rencana-rencananya. Sebagai orang yang cakap dalam ilmu keTuhanan, ia menulis beberapa buku antara lain tentang Sakramen Ekaristi (1527). Bahan-bahan khotbahnya sangat banyak diterbitkan.
Semua keberhasilannya demi perlayanan kepada umat dicapainya dengan banyak pengorbanan. Pada tahun 1529 tatkala ia menjabat sebagai penasehat Katrina dari Aragon, ia dengan tegas menentang kebejatan Raja Henry VIII, karena memperkosa Katrina. Karena itu ia dimusuhi oleh raja. Kecuali itu, ia berusaha keras untuk menggagalkan keinginan raja Henry VIII untuk menjadi kepala Gereja di Inggris. Selama itu hidupnya terus dibayang-bayangi ancaman kematian. Dua kali ia ditangkap dan dipenjarakan. Meski demikian ia tetap teguh pada pendirian dan imannya. Sementara mendekam di dalam penjara, Paus mengangkatnya menjadi Kardinal. Pengangkatan itu semakin memperhebat kemarahan Raja Henry, yang memuncak pada pembunuhan atas dirinya secara mengerikan. Pada tanggal 22 Juni 1535, ia dijatuhi hukuman mati penggal kepala. Ia dengan gagah berani menghadapi ajalnya demi umat, kebenaran dan Kristus. Ia, seorang sarjana terkenal, ahli perpustakaan, dan seorang uskup yang membaktikan diri sepenuhnya bagi kesejahteraan rohani umatnya. Pada tahun 1935, ia dinyatakan sebagai santo.

Beata Yulia Billiart, Biarawati
Yulia lahir pada tahun 1715 dan meninggal dunia pada tanggal 8 April 1816. Ia berasal dari sebuah desa kecil di wilayah Cuvilly, Prancis Utara. Ia dikenal juga sebagai salah seorang pendiri Perkumpulan Notre Dame de Namur di Belgia, yang mengabdikan diri di bidang karya pelayanan dan pemeliharaan anak-anak miskin.
Bakat mengajar telah berkembang dalam dirinya semenjak kecilnya. Selagi masih anak-anak, Yulia mengajar katekismus kepada teman-teman sebayanya. Ketika usianya menanjak remaja ( 14 tahun ), ia sudah mengikrarkan kaul kemurnian hidup demi Tuhan. Perhatiannya kepada kepentingan orang lain semakin meluas. Selain tetap mengajar katekismus, ia pun mulai memalingkan perhatiannya kepada orang-orang sakit dengan melakukan kunjungan-kunjungan tetap. Di sana ia menghibur orang-orang sakit dan berdoa bersama mereka.
Suatu peristiwa pahit menimpanya ketika berusia 31 tahun. Tiba-tiba ia jatuh sakit, pincang dan cacat. Namun semuanya itu tidak memadamkan semangatnya untuk mengajar agama. Selama masa Revolusi Prancis, ia dengan berani melawan kaum revolusioner yang anti agama Katolik dan melindungi imam-imam dari bahaya pembunuhan. Karena tindakan-tindakannya ini, hidupnya sendiri pun terancam. Untuk menghindari bahaya atas dirinya, ia pergi ke Compiegne.
Pada tahun 1794, seorang sahabatnya mengungsikan dia ke Amiens. Di sini Yulia menjadi pelopor dan penggerak sekelompok wanita saleh untuk melakukan karya-karya amal. Di antara mereka terdapat Franciska Blin de Bourdon, Viscountess de Gezaincourt yang menjadi sahabat Yulia. Bersama mereka Yulia mendirikan Perkumpulan Notre Dame, yang kemudian berkembang menjadi sebuah Kongregasi Suster Notre Dame.
Kira-kira pada tahun 1803, mereka mendirikan sebuah sekolah Katolik untuk remaja-remaja puteri sebagai awal Perkumpulan Notre Dame. Tujuan utama sekolah ini ialah mendidik remaja-remaja itu menjadi orang Katolik tulen. Meski demikian, sekolah inipun dimaksudkan untuk mendidik puteri-puteri ini menjadi guru-guru agama Katolik. Semua kegiatan pendidikan ini dilaksanakannya dengan girang hati dalam keadaan tetap pincang.
Pada tahun 1804, sesudah menjalankan doa novena selama lima hari, Yulia disembuhkan secara ajaib. Ia mulai berjalan normal kembali setelah menderita selama 22 tahun. Karya mereka segera tersebar dan dikenal luas. Sementara itu, perkumpulan ini telah diubah menjadi sebuah Kongregasi Suster, yang dikenal dengan nama Kongregasi Suster Notre Dame, yang mengabdikan diri di bidang pendidikan bagi kaum puteri.
Karena semakin berkembang luas dan dikenal, Kongregasi ini mendirikan beberapa lagi rumah biara di Belgia. Pada tahun 1809, Yulia meninggal pada tanggal 8 April 1816. Pada tahun 1906, ia digelari sebagai ‘beata’.

Santo Albanus, Martir
Riawayat hidup Albanus ditulis oleh Santo Beda kira-kira pada tahun 700. Albanus adalah orang Kristen pertama yang dibunuh di kepulauan Britania, dan martir Inggris pertama pada akhir abad ketiga. Sejak abad pertama, kepulauan Britania berada di bawah kekuasaan Romawi. Iman Kristen yang berkembang di sana dibawa oleh tentara-tentara Roma yang beragama Kristen.
Pada masa penganiayaan umat Kristen di seluruh Kekaisaran Romawi sewaktu Diokletianus menjadi kaisar, ada seorang imam yang dikejar-kejar oleh tentara-tentara Romawi. Imam ini bersembunyi di rumah Albanus, seorang kafir. Selama persembunyiannya, Imam ini mengajari Albanus ajaran-ajaran iman Kristen.
Pada suatu hari, Albanus mengenakan pakaian imam itu dan berjalan-jalan diluar rumahnya. Ia segera ditangkap dan diseret ke pengadilan. Dengan berani ia mengakui diri sebagai penganut agama Kristen. Karena itu pengadilan Romawi segera menjatuhkan hukuman pacung atas dirinya di atas sebuah bukit disebut Verulamium. Oleh orang Inggris, bukit ini disebut bukit Saint Albans.

22 Juli

Santa Maria Magdalena, Pelayan Yesus
Cerita tentang Maria Magdalena kita ketahui dari Injil. Namanya dengan jelas disebutkan dalam beberapa bagian Kitab Injil. Lukas 8:2 mengisahkan bahwa Maria terhitung sebagai salah satu diantara wanita-wanita yang disembuhkan Yesus dari kuasa roh-roh jahat dan kemudian menjadi pengikut dan pelayan Yesus selama karyaNya. Matius 27:56; Markus15:40,47; Yohanes19:25 mengisahkan bahwa Maria bersama beberapa orang wanita lain hadir pada saat kematian Yesus di atas salib dan kemudian juga pada saat penguburan Yesus. Dalam Matius28:1; Markusnl16:1; dan Lukas24:1-10 dikisahkan bahwa Maria bersama beberapa orang wanita lainnya pergi ke kubur Yesus untuk mengurapi jenazah Yesus pada hari Minggu Paskah.
Berita kebangkitan Yesus disampaikan oleh para malaikat kepada beberapa orang wanita. Meskipun demikian, Maria Magdalena adalah satu-satunya wanita yang dikatakan sebagai orang pertama yang melihat Yesus setelah bangkit dari kubur (Yoh20:11-18).
Maria berasal dari desa Magdala. Oleh tradisis Kristen selanjutnya, ia diidentifikasikan dengan Maria dari Betania, saudara Marta dan Lazaurus, dan dengan seorang wanita pendosa lain yang bertobat dan kemudian mengikuti Yesus sebagaimana dikisahkan dalam Injil Lukas 7:37-50.

Santo Teofilus, Martir
Teofilus terkenal sebagai seorang laksamana Romawi yang sudah menganut agama Kristen. Ia ditangkap oleh tentara-tentara Islam yang mengempur pulau Siprus karena tidak bersedia melarikan diri. Karena tidak bersedia mutrad dari imannya, Teofilus disiksa sampai mati oleh tentara-tentara Islam.

22 Agustus

Santo Simforianus, Martir

Di kota Autun, Prancis pada masa penjajagan Romawi, setiap tahun biasanya diselenggarakan perarakan besar untuk menghormati dewi Cybele. Patung dewi itu diusung mengelilingi kota. Di antara khalayak ramai yang berdiri di sepanjang jalan kota untuk memberi hormat dan sujud-sembah kepada sang dewi yang lewat, ada juga seorang pemuda tak dikenal yang tetap berdiri tegak dengan sikap sinis. Ia tidak sudi memberikan sikap hormat dan sujud-sembah seperti yang dilakukan orang banyak itu. Sikapnya ini menimbulkan pertanyaan dan curiga dalam hati banyak orang. Tak lama kemudian, ia ditangkap dan dihadapkan ke pengadilan Prefek kota Autun. Atas pertanyaan Prefek, pemuda itu dengan tegas menjawab: “Namaku Simforianus. Aku seorang Kristen.”

Pada waktu itu jumlah orang Kristen sangat sedikit, sehingga tidaklah mengherankan kalau prefek itu tidak memahami maksud kata-kata Simforianus itu. Prefek yang mengira bahwa Simforianus belum mengetahui semua peraturan kaisar, menyuruh orang membacakan peraturan kaisar mengenai penyembahan kepada dewi Cybele. Seusai pembacaan itu, Simforianus dengan lantang berkata: “Semua perintah itu sudah aku tahu, tetapi aku harus lebih menaati perintah Tuhanku Yesus Kristus, Raja segala raja”, selanjutnya untuk menantang sang prefek, Simforianus berkata: “Berikan kepadaku sebuah palu, maka aku akan menghancrukan dewimu itu. Aku mau melihat apakah perbuatanku atas dewimu itu akan mengakibatkan malapetaka besar atas seluruh rakyat kota ini.”

Perkataan berani itu menyebabkan amarah hebat sang prefek. Simforianus segera dibelenggu, didera lalu kemudian dipenjarakan. Setelah beberapa hari mendekam di penjara, ia dikeluarkan dan digiring ke tempat pembunuhan. Penderitaan yang hebat yang ditimpakan atas dirinya membuat badannya lemah dan wajahnya pucat pasi. Namun Simforianus tetap girang dan tetap tegak berdiri. Ketika tiba di tempat pembunuhan itu, ibunya berseru: “Vita non tollitur sed mutatur!” yang artinya “Hidup tidak dicabut melainkan hanya diubah!”. Simforianus dibunuh dengan menggunakan pedang para algojo kafir. Ia kemudian dihormati sebagai seorang martir Kristus.

22 September

Santo Thomas dari Vilkanova, Uskup dan Pengaku Iman

Thomas biasanya digambarkan lengkap dengan pakaian kebesarannya sebagai uskup didampingi para pengemis malang yang sedang meminta belas kasihan. Gambaran itu melukiskan keistimewaan yang ada pada Thomas sebagai seorang uskup yang menaruh keprihatinan besar kepada para miskin.

Thomas berkebangsaan Spanyol. Ia lahir pada tahun 1488 dari sebuah keluarga Kristen yang taat agama. Semenjak kecilnya, Thomas tampak cerdas dan pandai bergaul. Orangtuanya mendidiknya secara baik menurut adat istiadat Kristen Spanyol. Pada masa mudanya, ia dikirim belajar di Universitas Alkala yang termasyhur di Spanyol pada masa itu. Di sana ia menekuni banyak ilmu termasuk Filsafat dan Teologi. Setelah menyelesaikan studinya, ia diminta menjadi mahaguru di Alkala dalam bidang Filsafat. Mahaguru muda ini dalam waktu singkat segera harum namanya di Universitas Alkala karena kecerdasannya dan kepandaiannya dalam mengajar. Semua mahasiswa yang mengikuti kuliahnya kagum dan senang akan dia. Beberapa universitas lain, misalnya Universitas Salamanca, meminta dia juga untuk mengajar namun permintaan itu ditolaknya karena ia bercita-cita menarik diri dari dunia ramai untuk menjalani suatu corak hidup yang baru: hidup dalam doa dan tapa. Kiranya dengan cara itu ia dapat menghindarkan diri dari segala penghormatan dan kesenangan duniawi.

Dalam doa dan kesunyian pertapaan itu, ia menemukan jalan hidupnya yang sebenarnya: jalan hidup sebagai abdi Allah dalam kehidupan membiara. Pada tahun 1516, ia masuk tarekat Santo Agustinus dan tak lama kemudian ia ditahbiskan menjadi imam. Dengan jalan hidup baru ini, ia benar-benar menemukan jalan yang tepat untuk mencurahkan segala kemampuannya kepada Gereja dan sesamanya. Selama 25 tahun, ia merangkap beberapa jabatan penting dalam Ordo Agustin. Ia dikenal sebagai seorang imam pengkotbah terbaik di Spanyol dan tokoh teladan dalam hal doa dan tapa. Ia tidak pernah menuntut dari orang lain apa yang dia sendiri tidak lakukan. Ia dipilih sebagai kepala biara sekaligus Provinsial Ordo. Pada masa jabatannya, ia mengutus banyak imamnya ke Meksiko. Karena prestasi dan kesalehan hidupnya, ia ditawarkan jabatan Uskup Granada, tetapi ia menolak tawaran itu karena lebih suka menjadi seorang biarawan biasa.

Setelah tawaran Granada, ia ditawari jabatan Uskup Valencia. Kali ini karena patuh pada kaul ketaatannya kepada Takhta Suci dan Kaisar Karel V, ia dengan rendah hati menerima jabatan Uskup Valencia. Selama menjadi Uskup Valencia, ia tetap menunjukkan kesederhanaannya dan tetap berpakaian jubah tarekatnya. Semua harta miliknya dibagi-bagikan kepada para fakir miskin, khususnya kepada gadis-gadis yang tidak cukup uang untuk menikah, yatim piatu dan anak-anak terlantar. Meskipun demikian, Tuhan tetap mencukupi semua kebutuhannya, juga semua yang dibutuhkan oleh keuskupannya. Sekali ia mendapat sejumlah besar uang untuk kebutuhan rumah tangga keuskupan. Tetapi uang itu digunakannya untuk membangun sebuah rumah sakit. Thomas mencurahkan perhatiannya pada usaha pembaharuan keuskupannya yang sudah lama tidak terurus baik. Ia menggalakkan pembaharuan tata tertib dan semangat iman umat dengan kotbah-kotbah dan pengajaran-pengajarannya. Semua umatnya sangat mengagumi dia sebagai seorang gembala jiwa yang benar-benar menampakkan cinta kasih Kristus kepada manusia. Setelah lama berkarya bagi umatnya, ia meninggal dunia pada tahun 1555.

Santo Mauritius dkk, Martir

Mauritius adalah perwira tinggi Romawi yang berasal dari Thebais, Mesir. Ia memimpin sejumlah pasukan dalam Legiun Theban yang terkenal gesit dan berani. Bersama dengan beberapa kawannya, Mauritius dikenal sebagai orang Kristen. Mereka kemudian dibunuh atas perintah Kaisar Maksimianus karena tidak turut dalam upacara korban kepada dewa-dewi Romawi pada tahun-tahun terakhir abad ketiga.

22 Oktober

Santa Salome, Wanita Pelayan Yesus
Salome adalah isteri Zebedeus dan ibu kandung rasul Yakobus tua dan Yohanes. Sejak di Galilea, ia sudah menjadi pengikut dan pelayan Yesus. Bersama dengan Maria, ibu Yesus, dan wanita-wanita lainnya, Salome setia kepada Yesus Sang Guru sampai pada peristiwa salib di Golgotha (bdk. Mrk 15:40-41). Ia juga salah seorang wanita yang mengunjungi makam Yesus (Mrk 16:1). Ada ahli Kitab Suci mengidentifikasi Salome sebagai saudari Maria, ibu Yesus (Yoh 19:25).

Santo Contardo Ferrini, Pengaku Iman

Contardo dikenal sebagai mahaguru ilmu hukum yang sangat terkenal di Universitas Pavia, Italia. Bagi dia Santo Paulus adalah inspirator hidup dan karyanya. Begitu seluruh karya baktinya sebagai mahaguru diilhami oleh semangat dan cara hidup rasul Paulus. Ia ramah dan tabah serta menjadi teman sekaligus pendamping setia para mahasiswa dalam usaha belajarnya. Ia meninggal dunia pada tahun 1902.

Santo Filipos, Hermes dan Severus, Uskup dan Martir

Uskup tua ini teguh imannya meskipun terus-menerus menghadapi kebengisan para penguasa kafir. Tatkala prajurit-prajurit kafir mengunci gerejanya, ia dengan tenang berkata: “Tuhan bersemayam di dalam hati setiap manusia, bukan di dalam gedung gereja itu.” Meskipun situasi gawat meliputinya setiap saat, ia tetap bersemangat mengumpulkan umatnya untuk beribadat meskipun di luar gereja. Melihat itu gubernur menuntut agar piala-piala dan Kitab-kitab Suci untuk ibadat diserahkan untuk dimusnahkan. Filipos dengan tegas menolak tuntutan gubernur kafir itu. Akibatnya, ia bersama diakon Hermes ditangkap dan didera dan selama tujuh bulan dikurung di dalam penjara untuk disiksa. Ketika tiba saatnya mereka menjalani hukuman mati, mereka begitu lemah sehingga terpaksa diusung ke tempat pembakaran. Hari berikutnya seorang Kristen lain, Severus namanya, menjalani nasib yang sama. Ketiga martir ini dihukum mati pada tahun 304.

Santa Nunila dan Alodia, Martir

Kedua gadis cilik ini menjadi korban suatu perkawinan campur agama, Islam dan Katolik. Ayah tiri mereka beragama Islam, sedangkan ibunya beragama Kristen Katolik. Oleh ayahnya mereka dipaksa mengingkari imannya dan memeluk agama Islam pada waktu tentara-tentara Islam menguasai negeri Spanyol. Karena mereka menolak desakan ayahnya, mereka dipenggal kepalanya di Huesca, Spanyol pada tahun 851.

22 November

Santa Sesilia, Perawan dan Martir

Cerita-cerita mengenai Sesilia kurang pasti dan jelas. Dalam buku ‘Acta’ (Cerita Kuno) yang berbau legenda, diceritakan bahwa Sesilia adalah seorang gadis Roma yang telah menjadi Kristen. Ia, puteri bangsawan dari suku bangsa Coesilia, suku terkenal yang menghasilkan banyak pemimpin serta delapanbelas orang konsul untuk Republik Roma pada masa itu. Konon semenjak kecil ia telah berikrar kepada Allah untuk hidup suci-murni dan tidak menikah. Namun ketika sudah dewasa, orang-tuanya mempertunangkan dia dengan Valerianus, seorang pemuda yang berhati mulia dan jujur tetapi masih kafir.

Sebagai anak yang sudah menjelang dewasa, ia cukup bijaksana menghadapi ulah orang-tuanya. Ia tidak menoIak kehendak orang tuanya, kendatipun dalam hatinya ia terus berupaya mencari jalan bagaimana cara ia tetap mempertahankan ikrar kemurniannya. Ia yakin bahwa Tuhan yang Mahakuasa akan membantunya dalam niatnya yang baik itu. Dengan keyakinan itu, imannya tidak goyah sambil tetap menghormati kedua orang-tuanya. Ketika hari perkawinannya tiba, maka Sesilia mengikuti upacara sambil berdoa dan menyanyikan lagu-lagu rohani; sementara itu para tamu sudah datang dan bunyi musik pun sudah ramai terdengar. Seusai pesta perkawinan itu, ia bersama Valerianus memasuki kamar mereka sebagai suami-isteri.

Dengan berani Sesilia berkata kepada suaminya Valerianus: “Valerianus! Aku mau menceritakan kepadamu suatu rahasia pribadi. Aku mohon engkau mendengarkannya dengan sepenuh hati dan tetap menerima aku sebagai isterimu. Engkau harus tahu bahwa aku mempunyai seorang malaekat yang selalu menjaga aku. Jika engkau berani menyentuh aku sebagaimana biasanya dilakukan oleh suami-isteri yang sudah menikah secara resmi, maka malaekat itu akan marah dan engkau akan menanggung banyak penderitaan. Tetapi jika engkau menghormati keperawananku, maka malaekat pelindungku itu akan mencintai emgkau sebagaimana dia mencintai aku.”

Kata Valerianus: “Tunjukkanlah malaekat itu kepadaku. Jika ia berasal dari Tuhan maka aku akan mengikuti kemauanmu.” Jawab Sesilia: “Jika engkau percaya dan mau dibaptis menjadi Kristen, engkau akan melihat malaekat itu.” Valerianus menyetujui usul Sesilia, isterinya. Ia disuruh menghadap Paus Urbanus, yang tinggal di Jalan Apia. Di sana ia mengalami suatu penampakan ajaib dan mendapat pengetahuan iman lalu ia bertobat dan dipermandikan oleh Paus Urbanus. Ketika ia kembali ke rumah, didapatinya Sesilia sedang berdoa didampingi seorang malaekat yang membawa 2 mahkota bunga: untuk Sesilia dan Valerianus. Valerianus sangat terharu menyaksikan peristiwa itu. Dengan itu apa yang dikehendakinya terpenuhi: ia melihat sendiri malaekat pelindung Sesilia, isterinya.

Pada waktu itu Kaisar Roma Diokletianus sedang giat mengejar dan menganiaya umat Kristen. Dengan rajin Sesilia dan Valerianus setiap hari menguburkan jenazah orang-orang Kristen yang dibunuh. Valerianus kemudian tertangkap dan dihukum mati bersama adiknya dan seorang tentara Romawi yang bertobat. Tak lama kemudian Sesilia juga ditangkap dan diadili. Ia menolak dengan tegas bujukan para penguasa. Maka ia disiksa dengan bermacam-macam cara, tetapi semuanya itu sia-sia saja. Akhirnya dia dipenggal lehernya dan wafat sebagai martir Kristus pada tahun 230.

Keberaniannya menghadapi kemartirannya membuat Sesilia tampil sebagai contoh gadis Kristen sejati, yang menjadikan hidupnya suatu madah pujian bagi Tuhan; ia dengan tegas dan gembira memilih keperawanan dan lebih senang mati daripada menyangkal cinta setianya kepada Kristus. Kemartirannya membuat banyak orang Roma bertobat dan mengimani Kristus. Dalam abad kelima di Roma didirikan sebuah gereja basilik untuk menghormatinya, dan devosi-devosi rakyat segera mengangkatnya sebagai pelindung paduan suara dan musik gerejawi.

Santo Filemon, Rekan Sekerja Santo Paulus

Filemon yang berarti ‘yang mengasihi’ adalah kawan dan teman sekerja Santo Paulus di Kolose, Turki. Ia seorang Kristen yang kaya raya di dalam jemaat Kolose. Rumahnya sering digunakan untuk merayakan Ekaristi Kudus.

Ia mempunyai seorang budak, bernama Onesimus. Karena sesuatu masalah Onesimus lari ke Roma. Di sana ia ditobatkan oleh Paulus. Setelah itu ia dikirim kembali kepada Filemon dengan sepucuk surat pengantar dari Paulus. Surat itulah ‘Surat Filemon’ yang diakui juga sebagai salah satu surat pastoral dalam Kitab Perjanjian Baru. Surat Filemon digolongkan ke dalam kelompok ‘surat dari penjara’. Di dalamnya Paulus meminta kepada Filemon agar menerima kembali Onesimus. Paulus berharap untuk mempertahankan Onesimus selaku pengantar. Konon, Filemon yang dikenal dermawan ini menjadi uskup dan mati sebagai martir.

Sumber http://imankatolik.or.id/