Mengurapi

Mengurapi dengan Minyak sebagai ungkapan peneguhan, pemberian kekuatan dan pelantikan. Yesus diurapi dengan Minyak wangi di atas kepala-Nya sebagai tanda persiapan kematian-Nya (Bdk mat 26:6-12)

Mengurapi dengan minyak dilakukan ketika orang menerima sakramen baptis, Krisma, imamat dan pengurapan orang sakit. Ada juga pengurapan (pengolesan) dengan abu, biasanya diatas kepala atau dahi sebagai bentuk ungkapan tanda pertobatan

Pengurapan dilakukan oleh imam kepada calon baptis dengan minyak katekument pada dadanya, pengurapan di dada dilakukan dengan maksud sebagai orang Kristen kita juga perlu berjuang melawan hawa nafsu.

pengurapan juga dilakukan oleh imam pada calon Krisma (sesudah dibaptis) dengan minyak Krisma diatas kepala, pengurapan ini bermaksud bahwa kita kita yang sudah dibaptis kini mengambil bagian dalam imamat rajawi kristus.

Dan juga dilakukan oleh Uskup pada saat penerimaan Sakramen Krisma. pengurapan ini dilakukan di dahi, dengan pengurapan ini kita dipanggil untuk menjadi saksi Kristus di muka umum dalam masyarakat, Curahan Roh Kudus yang diterima karena pembatisan kini harus diuangkapkan dengan terang-terangan.

Pengurapan dilakukan juga pada saat Rabu Abu baik oleh Imam atau prodiakon, sebagai tanda pertobatan.

Pengurapan oleh uskup kepada calon Imam diatas kedua telapak tangan sebagai tanda kesiapsediaan menjadi pelayan Tuhan dalam tugas perutusan.

Sumber http://imankatolik.or.id/