http://parokibaturaja.blogspot.co.id/
Baturaja
Nama Pelindung : St. Petrus dan Paulus
Buku Paroki : 1 Juli 1948 (sebelumnya di Palembang)
Jumlah umat : 2.363 jiwa (statistik 2015)
Stasi : 6
Alamat : d.a. P.A Rumah Yusuf; Jl. Kol Burlian No. 361 Baturaja 32115
Telepon : (0735) 320286 (Fax. : 320201 via Sr. FSGM)
e-mail : PetrusdanPaulusBta@gmail.com
SEJARAH PAROKI ST. PETRUS DAN PAULUS BATURAJA
- TERBENTUKNYA PAROKI
Paroki Santo Petrus dan Paulus Baturaja berawal dari karya nyata para misionaris yakni para romo, bruder konggregasi Hati Kudus Yesus (SCJ) dan para suster konggregasi Fransiskanes Pringsewu. Mereka memperkenalkan Yesus Kristus melalui karya; social, pendidikan dan kesehatan.
Pada pertengahan bulan Juni 1948, atas ijin Mgr. Mekkelholt, Uskup Palembang Panti Asuhan Rumah Yusup Palembang dipindahkan ke Baturaja dibawah bimbingan Romo Borst SCJ. Mereka menempati rumah H. Tjik Ebek di dusun Saung Naga dikontrak kurang lebih sepuluh tahun. Kedatangan mereka itulah yang kemudian menjadi CIKAL BAKAL MUNCULNYA GEREJA/UMAT KATOLIK di Baturaja. Pada tahun 1956 Panti Asuhan pindah ke Pusar menempati gedung baru dengan Kapel untuk tempat doa dan misa bersama umat sekitarnya.
Sekitar tahun 1948 – 1951 lima orang suster konggregasi Fransiskanes Pringsewu yaitu; Sr. M. Paulien, Sr. M. Winibertha, Sr. M. Romualdis, Sr. M. Yose dan Sr. M. Clara Sujiah tinggal dan berkarya di rumah sakit Budiman (kini RS. Umum Baturaja). Para suster tersebut selalu mengikuti perayaan Misa Kudus atau doa ibadat lainnya bersama anak – anak P. Asuhan di Saung Naga. Para suster melihat bahwa masyarakat sekitar membutuhkan pelayanan kesehatan dan pendampingan spiritualis/rohani dan atas ijin Uskup Palembang, membangun Rumah Sakit Bersalin yang selanjutnya dikenal dengan Rumah Sakit KALAM dan kapel di Air Gading bangunan tersebut diberkati dan diresmikan Mgr. Mekkelholt pada tanggal 22 Mei 1952. Kapel tersebut juga digunakan untuk ekaristi bersama dengan umat sekitar pada hari minggu.
Perkembangan awal umat katolik Baturaja sangat didukung adanya sekolah – sekolah periode perintisan seperti GR, SGB adalah cikal – bakal Yayasan Pendidikan Xaverius, dimana siswanya banyak dari warga keturunan (Tionghoa) yang ikut belajar agama katolik dan kemudian setelah mengalami proses katekumenat (persiapan) lalu dipermandikan sebagai umat katolik hingga sekarang.
Pada tahun 1965 dibentuk Dewan Gereja Katolik sebagai pelindung Rm. Abdi SCJ, Ketua Dr. Ci. Pohan (Dr. Handoko), Wakil Ketua CM. Nainggolan, Sekretaris YB. Sukandar dengan tugas utamanya adalah; membangun gedung gereja. Atas kegigihan mereka berdirilah gereja di Air Gading dan diberkati oleh Mgr. JH. Soudant pada tanggal 29 Juni 1966. Karena hari tersebut bertepatan dengan hari raya St. Petrus dan Paulus maka Rm. Abdi mengusulkan nama pelindung gereja adalah SANTO PETRUS DAN PAULUS usul itu diterima dan menjadi nama pelindung sampai sekarang. Terbentuknya Gereja/umat katolik Baturaja berkolerasi dengan lahirnya umat katolik di Paroki Sang Penebus Batuputih yang mana penduduk asli atau pribumi pemeluk katolik. Yang juga dirintis oleh Rm. Borst SCJ atas desakan /permintaan tokoh adapt tokoh masyarakat bernama Kyai Serang Lang, Krio Holil, Ketib Damseh dan Kyai Alwi mereka adalah tokoh penduduk asli/pribumi yang menjadi cikal bakal umat katolik Batuputih yang pelayanan dan perintisannya oleh Rm. Borst SCJ dari Pastoran Baturaja.
- PASTOR PAROKI YANG PERNAH BERKARYA
- NAMA PASTOR TAHUN BERKARYA BIDANG KEKARYAAN
- Th. Borst SCJ 1948 – 1952 Pastor Paroki Perintis
Perintis pendiri Panti Asuhan Rumah Yusup
Perintis pendidikan Katolik
- JHE. Belle Makers SCJ 1952 – 1957 Pastor Paroki
Pelanjutan pendirian Panti Asuhan
Pendiri Pastoran
Perintis SGB (sekarang SMP Xaverius)
- JH. Soudant SCJ 1957 – 1958 Pastor Paroki
Penataan kegiatan pastoral paroki
- J. Boonen SCJ 1958 – 1960 Pastor paroki, Perintis Kapel Pusar,
,tersendat karena gejolak
politik seputar Dekrit Presiden
- J. Van Kaam SCJ 1960 – 1964 Pastor Paroki, menyelesaikan
pembangunan Kapel Pusar
- L. Kwenten SCJ 1964 Pastor Paroki, masa krisis politik
seputar G.30-S. PKI
- Abdi Putro Raharjo SCJ 1964 – 1972 Pastor Paroki, Dewan Paroki terbentuk
bernama Dewan GerejaKatorlik.
Perencana dan pembangunan Gereja Paroki
Pemberi nama Pelindung
St. Petrus dan Paulus,
Merancang menara gereja
SMA Xaverius dirintis
Bina Tani Pancasila di rintis
- Nico Van Steekelenburg SCJ 1972 – 1981 Pastor Paroki, dikenal masyarakat
umum
- Fredy Bambang Sutarno Pr 1981 – 1986 Pastor Paroki dan Projo perdana di
Paroki. Perintis pelayanan stasi Bindu
SP-3, Merbau.
- AG. Sumaryono Pr 1986 – 1992 Pastor Paroki, Kepala SMA Xaverius
- B. Clemens Wuwur Pr 1992 – 1997 Pastor Paroki, dikenang masyarakat
Koordinator pendidikan Katolik
- M. Nico Djumari Pr 1996 – 1999/2000 Pastor Paroki, Koordinator
Pendidikan Katolik/Xaverius,
Aktif dalam ekumene
Bersama DPP susun sejarah paroki (ultah 50)
- FX. Edi Prasetya Pr 1998 – 2000 Pastor asisten, memasyarakat, mengumat,
Peminat olah raga
- P. Sukino Pr 2004 Pjs. Paroki
- Simon Margono Pr 2001 – 2006 Pastor paroki
Koordinator pendidikan Katolik/Xaverius
Remenejemen Panti Asuhan
Penataan seputar komunitas Rumah Yusup
- Silvester Joko Susanto Pr 2007 – Pastor Paroki – Musyawarah Paroki
- Antonius Pr 2005 – Pastor Asisten
Keterangan tambahan :
Pastoran Baturaja untuk dua Paroki (Baturaja dan Batuputih)
Pastor Paroki St. Petrus dan Paulus juga Koordinator Yayasan Pendidikan Xaverius Cab. Pimpinan Panti Asuhan Rumah Yusup, Pemenej asset-2 paroki dan Keuskupan dan pelayanan extra lainnya
- TOKOH UMAT DAN KATEKIS YANG TERLIBAT PENGEMBANGAN PAROKI
Sejak era perintisan Gereja di Baturaja peran umat dalam hal ini Tokoh/Pemuka dan katekis sukarela yang tergerak karena tuntutan situasi dan kondisi dank arena panggilan iman turut memberi sumbangsih yang tidak ternilai harganya hingga sekarang. Diantaranya tokoh seperti H. Tjik Ebek yang tinggal di desa Saung Naga merelakan rumahnya dikontrak kurang lebih sepuluh tahun untuk pelayanan pastoral pada masa perintisan oleh pastor Th. Borst SCJ. Bp. Sukandar dan Bp. Hartono yang adalah guru di Yayasan Xaverius model katekis sukarela yang gigih berkiprah dalam bidang pewartaan dan kesaksian dengan menerima segala resiko dan konsekwensi atas imannya yang dipandang hina oleh sebagian masyarakat pada jamannya. Hal yang sama dilanjutkan oleh tokoh seperti Bp. Tamba Tua, Bp. P. Tukimin, Bp. T. Matsuin dan banyak lagi tokoh lain yang tidak tersebut terus tanpa henti menjadi katekis sukarela hingga sekarang. Bp. JV. Hapizul BA. Adalah katekis sukarela yang berkesempatan belajar ilmu kateketik di AKI Madiun dan kemudian dikaryakan dalam aneka kegiatan pastoral paroki disamping tugas utamanya sebagai guru dan Kepala SMA Xaverius di era 1980 – hingga menjelang awal era 2000 – an. Karena perkembangan dan kompleksitas kegiatan pastoral dan untuk mengatasinya Keuskupan menjalin hubungan kerja dengan Institut Pastoral Indonesia (IPI) Malang selanjutnya Tenaga IPI (praktikan) di era 1980 – an mulai diutus di berbagai paroki di keuskupan termasuk Paroki Baturaja dan Batuputih. Praktikan IPI biasanya ditugaskan di berbagai stasi, pelayanan pendidikan, pendampingan kaum muda dll. Stasi TegalArum sering menjadi post praktikum IPI hingga sekitar tahun 1998. Pasca Praktikum IPI Keuskupan dan paroki mengandalkan tenaga katekis sukarela yang kemudian disebut katekis AKAR RUMPUT terakhir mendapat pembinaan secara menyeluruh oleh Keuskupan Agung Palembang pada 18 – 20 April 2008 di TegalArum hadir kl. 200 katekis akar rumput se KAPAL.
- PERKEMBANGAN UMAT
- KRING/STASI JUMLAH UMAT/KK 2008
- Donbosco (kring perdana kl. 1972) 23 kk
- Agustinus (termasuk kring perdana) 35 kk
- Yohanes Pembaptis 50 kk
- Clara 102 kk
- Petrus 54 kk
- Aloysius 13 kk
- Yosep 10 kk
- Stasi TegalArum 198 kk
- Stasi Merbau 30 kk
- Stasi SP3 10 kk
- Stasi Bindu 17 kk
- Stasi Barito 5 kk
- KARYA PAROKI YANG PERNAH DIDIRIKAN
- ANEKA KARYA Dinamika PENGARUH TERHADAP UMAT
MASYARAKAT/UMUM
- Sosial Dimulai sejak tahun 1948 yaitu Panti Asuhan Rumah Yusup.
Awalnya hanya menampung anak laki – laki dari keluarga tidak
mampu dan juga anak – anak “nakal”. Pada tahun 1992 mulai
menampung anak – anak perempuan yang sekolah di SD, SMP,
SMA Xaverius
- Pendidikan 1. Sekolah ciri khas katolik merupakan saran pewartaan
yang sangat efektif. SR didirikan pada tahun 1948
dipimpin Bp. Rumagit, SR kemudian menjadi SD yang
melebur dalam yayasan xaverius pada tahun 1967
SD berkembang menjadi SDX I dipimpin oleh
Bp. Tambatua dan SDX II dipimpin Sr.M. Angela Fr. Pr.
Dalam perkembangan lanjut SDX II tahun 2003 salin
nama menjadi Yayasan Fransiskus.
- Pendidikan menengah dimulai dengan mendirikan SGB
tahun 1953 dipimpin Br. Fidelis SCJ dan bertahan
selama 2 tahun dan berubah menjadi SMP pada tahun
1955
- Selanjutnya pada tahun 1966 didirikan SMA dengan
menempati gedung SMP proses pembelajaran sore hari
dan bertahan selama tiga tahun. Atas prakarsa Romo
Fredy Pr. SMA tersebut didirikan kembali dengan
gedung sendiri di kompleks Rumah Yusup Pusar
dipimpin oleh Bp. JV. Hapizul BA, SMA berkembang
Dan eksis hingga sekarang dengan nama
SMA Xaverius Baturaja
Sejalan dengan perkembangan dan tuntutan jaman Yayasan
Xaverius meluaskan sayap dan membuka sekolah usia dini
Dengan nama Taman Kanak – kanak Xaverius. Output (SDM)
Sekolah Xaverius telah dapat mengharumkan bangsa dan
Negara di segala lini dan kini tetap diperhitungkan sebagai
Lembaga pendidikan yang berkualitas.
- Kesehatan Pelayanan ini ditangani para suster Konggregasi Fransiskanes
Pringsewu. Dirintis sejak tahun 1948 dan berkembang pesat,
Berawal dari karya para suster di rumah sakit Budiman
(sekarang RSUD Ibnu Soetowo Baturaja) dan akhirnya karena
Tuntutan mereka mendirikan rumah sakit sendiri yakni
- Antonio. Kerjasamanya dengan paroki RS. Antonio
Mendirikan poliklinik di stasi TegalArum dan kompleks
Sekolah Xaverius, disamping juga melayani langsung ke
stasi – stasi luar kota dalam aneka kesempatan peristiwa
- Pertanian Paroki mendirikan Lembaga Bina Tani Pancasila (BTP) adalah
Proyek guna mengembangkan social ekonomi. BTP dirintis
Oleh Rm. Abdi SCJ bersama dengan Br. Aloysius Purwo SCJ.
Perkembangan selanjutnya pada tahun 1968 beberapa karyawan
- Remiling Tjik Ebek yang kena PHK (beragama katolik)
Direlokasi ke TegalArum ditambah beberapa keluarga dari
Karyawan Rumah Yusup dan beberpa keluarga dari Batuputih
Pada tahun 1977 BTP berbadan hokum dengan nama Yayasan
Bina Tani Pancasila (BTP). Bertujuan untuk mendidik kader
Petani handal terakhir diasuh oleh Bruder Ariestides FIC.
Pengurus BTP awal sbb; Ketua dr. Hardiwinoto,
Wakil CM. Nainggolan, Sekretaris Ig. Soewardjo, Bendahara
Drg. Sapto Saputro. Yayasan ini sampai sekarang masih
berlangsung dalam naungan paroki St. Petrus-Paulus Baturaja
- Kemasyarakatan Organisasi dan Kelompok Gerejani, Pada tahun 1956 berdiri
Pemuda Katolik dan kemudian menjadi elemen penting dalam
Partai Katolik yang dipimpin Bp. CM. Nainggolan dan pada
Tahun 1965 Ormas WKRI lahir dipimpin Ibu dr. Handoko lalu
PGK (Persatuan Guru Katolik) dipimpin oleh AL. Sitinjak.
PPSK (Persatuan Pelajar Sekolah Katolik) dipimpin oleh
Bp. YB. Samosir dan Kelompok Tani Pancasila pimpinan
Bp. Y. Soekandar. WKRI merupakan ormas Gereja yang masih
Eksis hingga sekarang, secara internal berkembang kelompok
Kategorial seperti: Ibu – ibu Paroki, Mudika, Legio Maria,
Putra/putrid altar, sekolah minggu, Paguyuban Pelajar Katolik
sekolah non katolik didampingi Bp. Ambrosius Pembimas
Katolik OKUT bersama Guru Agama Katolik PNS Depag –
Diknas
- PENGEMBANGAN Paroki terus berkembang seiring dengan perkembangan jumlah
WILAYAH DAN SITUASI umat mulai dari perkotaan hingga pedesaan, diantaranya
UMAT PAROKI
- Stasi TegalArum Stasi ini mengalami dinamika perkembangan yang pesat
bagaikan; biji gandung yang jatuh di tanah yang subur
(Mat 13 : 8). Agar stasi ini semakin menghasilkan banyak buah
yang berlimpah tentu harus digembalakan secara lebih baik
agar berotonomi – mandiri dan lebih memberi kesaksian bagi
masyarakat. Berkaitan dengan stasi TegalArum ditulis dalam
lembar khusus
- Stasi Bindu Terletak di kecamatan Peninjauan kurang lebih 20 Km dari
jalan utama. Umat stasi ini berasal dari daerah Lampung
yang didatangkan atas prakarsa Rm. Fredy Pr. Ditempatkan
pada lahan yang sudah disiapkan paroki di desa Bindu. Jumlah
umat awal 16 kk. Karena alas an ekonomis maka beberapa orang
diantara mereka eksodus/pindah ke SP-3. Mata pencaharian
umat kerja harian perkebunan sawit, perkebunan karet
- Stasi SP-3 Seiring dibukanya perkebunan kelapa sawit di SP-3 sebagian
umat Stasi Bindu pindah ke tempat itu sejak tahun 1992 SP-3
dilayani sebagai stasi sendiri hingga sekarang. Stasi SP-3
masuk kecamatan Peninjauan kurang lebih 5 KM dari jalan
utama. Mata pencaharian umat kerja harian perkebunan
Sawit/plasma, perkebunan karet.
- Stasi Merbau Pada mulanya (tahun 1981) Stasi Merbau hanya terdiri dari
3 KK berasal dari Jawa Tengah dan setelah menetap mereka
Minta dilayani pastor dari Baturaja dan di kabulkan. Karena
Belum mempunyai tempat ibadah, misa dilakukan di rumah
Rumah secara bergilir. Pada tahun 1986 dibangun kapel
Sederhana karena perkembangan umat maka kapel direhap
Di perluas dan permanent dan pada tgl 16 Agustus 1998
Diberkati dan dipergunakan hingga sekarang. Umat Stasi
Merbau cukup aktif dan dinamis dan menunjukkan
kemandirian dalam kegiatan pastoral. Stasi ini berada di
Kecamatan Lubuk Batang. Mata pencaharian umat perkebunan
Sawit/plasma, perkebunan karet, kurang lebih 15 KM dari
Kecamatan atau 5 KM dari jalan utama.
- Stasi Barito Umat berasal dari Lampung yang ikut transmigrasi.
Setelah menetap mereka mencari Gembala ke Paroki
Baturaja mohon pelayanan pastoral. Sebelumnya mereka
Beribadat bersama umat Kristen Gereja Pentakosta.
Sejak tahun 1995 minggu pertama Paskah umat dilayani
Sebagai stasi sendiri jumlah umat 8 KK atau 28 jiwa.
Stasi ini masuk Kabupaten MuaraEnim. Pencaharian bidang
pertanian/perkebunan
- Aset – asset Paroki Era Pastor Abdi : Tanah dan tanam tumbuh di stasi TegalArum
Era Pastor Fredy : Tanah di Jalan Lintas Depan Kantor Pajak
Tanah di Sarang Lang/Kapuran
Tanah di Stasi Bindu
Hingga kini belum dikelola secara benar dan jika tidak
dirunut dikemudian hari dapat menjadi bom waktu.
- UNGKAPAN PERWUJUDAN GEREJA YANG HIDUP DARI DULU HINGGA SEKARANG
- Kedalam/Internal : adalah kegiatan seputar liturgy – peribadatan, prosesi perkawinan, prosesi kematian, prosesi hari besar keagamaan.
- Keluar/Eksternal : dalam bidang politik/pemerintahan, tokoh seperti Bp. Drs. Ignasius Suwardjo, Bp. CM. Nainggolan, Generasi berikutnya : Bp. Tumidi, Bp. Yusuf Sofian, Bp. Bayu Sasongko, Bp. Parwanto SH., dapat memberi kesaksian bagi gereja dan dunia.
- Dalam Seni dan Budaya : Yang bernuansa Jawa dan Batak masih dapat dirasakan tetapi cenderung melorot apresiasinya
- Ekonomi dan Perdagangan : Sarana – prasaran sedang dalam pembangunan dan rehabilitasi terutama sentra ekonomi, secara makro rentan terhadap kebijakan nasional seperti isu kenaikan BBM, remunerasi gaji PNS, kelangkaan sembako dll.
- Ilmu dan Teknologi : Lembaga pendidikan sebagai agen IPTEK terutama Perguruan Tinggi yang ada di OKU belum memperlihatkan outpunya/penemuan/terapannya yang dapat dirasakan masyarakat justru ilmu tepat guna lahir dari kegigihan masyarakat, misalnya industri kecil yang membidangi beberapa aplikasi misalnya aplikasi industri, perkeramikan, penggilingan, perbengkelan dsb. Dalam hal itu paroki dengan BTP nya pernah menjadi acuan untuk industri agroperkebunan karet, pertukangan, peternakan.
- Dalam rangka melihat perjalanan Gereja “KAPAL” diadakan sinode pertama tahun 2001 dan tahun 2008 persiapan tingkat paroki dan dekanat untuk sinode lanjutan tahun 2009. Dalam rangka itu Paroki Baturaja mengadakan musyawarah Paroki pleno khusus pada tanggal 22 Juni 2008 di Pusar hadir 67 tokoh/perwakilan dari umat paroki guna merefleksikan perjalan paroki sesuai dengan panduan keuskupan. Dalam musyarwarah difokuskan membedah tiga keprihatinan dan kegembiraan yaitu :
- Disadarinya pengetahuan dasar iman umat dirasakan minim, menurun
- Disadarinya umat kurang terlibat/acuh, pakewuh akan hidup bermasyarakat dan berpolitik hanya berkutat seputar altar.
- Disadarinya bahwa Komunitas Basis atau organisasi gereja baik territorial maupun kategorial umumnya mandeg (juga mempertanyakan fungsi Dekanat yang belum sesuai dengan maksud dan tujuannya, selama ini baru merupakan rapat rutin para pastor dekanat ?). Hasil lengkap muspar Baturaja ada dalam rumusan tersendiri.