NYALA API CINTA: “KENAL”
KENAL
Dalam zaman digital, kenal sangat fenomenal. Baik dalam bentuk aktif, mengenal, maupun pasif, dikenal, tiba-tiba menjadi seakan-akan kebutuhan fundamental. Terkenal mewarnai keinginan banyak orang.
Jagad virtual dan media sosial mempermudah dan mempercepat orang saling kenal. Sayang, sebagian prosesnya dangkal. Banyak yang tertipu oleh penampilan kenalan lewat media yang terlanjur diandalkan.
Pengenalan yang dangkal juga terjadi dalam hidup agama. Ada orang yang karena sering meneriakkan nama Allah seakan-akan sudah jadi orang beragama kelas wahid. Semakin keras dan sering meneriakkan seolah sudah dekat dengan surga. Padahal Sang Guru Kehidupan bersabda bahwa bukan orang yang teriak “Tuhan, Tuhan” yang akan masuk surga, melainkan yang melaksanakan kehendak Allah.
Sedikit sekali orang yang sungguh mengenal Allah. Bukan karena Dia sulit dikenali, tetapi karena mentalitas “ombyokan” alias hanyut dalam arus mayoritas. Orang lupa atau lalai menjalin relasi pribadi. Mereka mengenal hanya secara dangkal seperti yang dikatakan khalayak ramai.
Sang Guru Kehidupan memuji Petrus yang dapat mengenal-Nya sebagai Mesias, Kristus (Mat 16: 16). Dia pun menegaskan bahwa kemampuan itu adalah anugerah dari Allah yang mahakudus; bukan dari kemampuan Petrus. Kepada orang yang terbuka dan mau percaya, Allah menyatakan Diri-Nya.
Dalam mengenal Allah, iman sangat diperlukan. Kegiatan akal budi seperti belajar dan membaca firman Tuhan penting. Namun tidak cukup. Menghafal kitab suci tidak menghantar orang ke surga. Sering justru menghambat, karena sebagian yang hafal kitab suci merasa diri hebat, lalu menyombongkan diri. Kesombongan menjauhkan orang dari Allah.
Betapa pentingnya mengenal Allah secara pribadi. Bukan hanya sebagai bagian dari khalayak seperti penggembira. Yang mengenal Allah akan mengenal sesamanya. Akhirnya, mencintai mereka juga.
Dalam masa pandemi, tatkala banyak orang mengalami kesulitan, mudah membedakan orang yang sungguh mengenal Allah secara mendalam dari yang pengenalannya dangkal. Yang dalam pengenalannya akan berlaku seperti Mesias, Kristus yang peduli dan penuh empati kepada nasib dan keselamatan manusia. Yang dangkal hanya sibuk cari proyek yang menguntungkan diri sendiri. Dari buahnya mereka bisa dikenali.
Malang, 23 Agustus 2020
RP Albertus Herwanta, O. Carm.
Sumber Indonesian Carmelites