TERJEBAK DALAM KEMURUNGAN SESAAT
Pernah suatu kali, ada sekelompok ibu-ibu yang menunggu anak-anaknya yang sekolah di TK. Mereka senang menceriterakan pengalaman hidup masing-masing. Kelihatannya sangat sumringah.
Namun, dari kejauhan saya lihat ada seorang ibu yang tiba-tiba melamun: diam dan murung sesaat, “dreamy”.
Tanpa kita sadari, kita sering terjebak dalam lamunan, angan-angan dan harapan. Sementara rame-rame, tiba-tiba ingat anak dan kita berpikir, “Duh, mengapa anakku itu begitu, bagaimana nanti masa depannya? Bagaimana nanti kalau aku sudah tidak ada?” Atau tiba-tiba ingat seseorang yang menyakiti hatinya, “rasa pedih di hati!”
Melamun memang membahayakan, seperti yang ditulis oleh Aesop (620 – 564 seb. M) dalam kisahnya yang berjudul, “The milkmaid and her pail”. Karena melamun, maka wanita pemerah susu itu pun terpeleset dan susunya pun tumpah.
Dalam Mahabaratha, tatkala Kresna datang di balairung Hastina, Duryudana untuk sejenak melamun – menjadi penguasa dunia – tetapi akhirnya terkejut dan terjaga ketika Kresna itu ber-tiwikrama (Lakon wayang dengan judul, “Kresna Duta”). Atau mungkin Kaisar Romawi yang bernama Caligula atau Gaius Caesar (12 – 41 M) itu melamum membayangkan “Roma Lautan Api”. Malam-malam, ia memetik dawai sambil melihat si jago merah melahap kota Romawi. Lamunan yang akhirnya menjadi kenyataan, “dream will come true”.
“Bukankah kita sering terjebak dalam lamunan sesaat?” Lamunan singkat itu isinya biasanya berupa: hutang yang belum lunas, nasib anak-anak, kelakuan pasangan dan tentunya masing-masing bisa meneruskan litany panjang ini.
Senin, 11 Desember 2017
Markus Marlon
Sumber KatolikIndonesia@yahoogroups.com penulis Markus Marlon <markus_marlon@yahoo.com>